3 Q.S. Al-'Alaq ayat 1-5 Al-„Alaq ayat 1-5 merupakan surat pertama kali yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. saat menyendiri di Gua Hiro, yang merupakan ayat pertama memerintahkan untuk membaca.4 3 M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1992), h. 236 AsbabunNuzul Surat al-'Alaq ayat 1-19. Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Abu Hurairah bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Apakah Muhammad meletakkan mukanya ke tanah (sujud) di hadapan kamu ?" ketika itu orang membenarkannya. Selanjutnya Abu Jahal berkata: "Demi al-Lata dan al-'Uzza, sekiranya aku melihat dia sedang AsbabunNuzul surat al-Isra ayat 1-5. A. Asbabun Nuzul. Secara etimologis asbab al nuzul terdiri dari kata "asbab" (bentuk plural dari kata "sabab") yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab/ illat[1] sedang kata "nuzul" berasal dari kata "nazala" yang berarti turun[2]. Dengan demikian asbab al nuzul adalah suatu Vay Tiền Nhanh. Uploaded byfira 0% found this document useful 0 votes0 views1 pageCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes0 views1 pageAsbabun Nuzul Surat Al-alaqUploaded byfira Full descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Kandungan Surat al-Alaq Asbabun nuzul Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5 berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan perintah gemar membaca. Surat al-Alaq termasuk salah satu surat Makkiyah. Surat al-Alaq terdiri dari 19 belas ayat dan merupakan surat yang 96. - Dalam Surat al-Alaq ayat satu sampai lima, Allah SWT menjelaskan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna, sangat memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan. Kewajiban menuntut ilmu dibebankan kepada umat Islam sejak dalam ayunan sampai ajal menjemput. Berbekal ilmu pengetahuan dan wawasan yang mumpuni, manusia dapat menyadari dan mebuktikan akan kebesaran Tuhannya. Surat al-Alaq ayat 1-5 menjadi salah satu landasan hukum bagi umat Islam dalam menjungjung tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Berikut penjelan asbabun nuzul Surat al-Alaq ayat satu sampai limaاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 1 خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ 2 اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ 3 الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 4 عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 5 “Bacalah dengan menyebut Tuhanmu yang menciptakan alam semesta. Dia telah menciptakan manusia dari alaq segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang pemurah. Yang mengejarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya". Dalam hadist yan diriwayatkan Sayyidah 'Aisyah asbabun nuzul Surat al-Alaq ayat 1-5 bermula ketika Nabi Muhammad sedang menyepi di Gua Hira. Keinginan 'uzlah di Gua Hira ketika sebelumnya Rasulallah SAW sering mengalami mimpi yang begitu jelas seperti cahaya di pagi hari. Pada waktu menyendiri di Gua Hira, Nabi Muhammad didatangi malaikat Jibril yang menyuruh beliau untuk membaca. Malaikat Jibril berkata kepada beliau iqra bacalah, iqra bacalah, iqra bacalah! Perintah tersebut diulang sebanyak tiga kali. Lalu, Nabi Muhammad menjawab perkataan malaikat Jibril ما أنا بقارئ saya tidak bisa membaca sebanyak tiga pula. Setelah itu, Malaikat Jibril membacakan Surat al-Alaq ayat satu sampai lima. Lantas malaikat Jibril pergi meninggalkan Nabi Muhammad seorang diri dengan badan gemetar dan perasaan takut. Kemudian beliau langsung pulang menemui Siti Khadijah seraya meminta diselimuti. Lalu beliau menceritakan kejadian yang menimpanya selama di Gua Hira tadi. Singkat cerita, Siti Khadijah mengajak Nabi Muhammad SAW untuk bertemu pamannya, Waraqah bin Naufal. Paman Siti Khadijah ini merupakan pendeta nasrani yang sangat memahami isi serta kandungan kitab Injil. Siti Khadijah meminta kepada pamannya untuk menjelaskan prihal kejadian yang menimpa Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah menceritakan kejadian yang dialaminya saat menyepi di Gua Hira kepada pendeta Waraqah bin Naufal. Ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut merupakan pertanda kenabian Rasulullah. Bahkan, Waraqah memaparkan tantangan yang akan dihadapi Nabi Muhammad dalam menyampaikan risalah nubuwahnya nanti. Pada saat itu, ia sampai berkata andaikan dikarunia umur panjang sampai nabi diutus, ia akan membela dan melindungi Rasulullah dari perbuatan orang-orang yang memusuhinya. Kandungan Surat al-Alaq ayat satu sampai lima Kandungan Surat al-Alaq ayat pertama membincang keutamaan ilmu pengetahuan dan seruan menuntut ilmu. Keharusan Umat Islam dalam menuntut ilmu tidak terbatas pada satu disiplin ilmu tertentu. Pada ayat pertama ini, Allah menyerukan kepada umat manusia untuk menggali berbagai macam ilmu, baik yang berhubungan dengan ayat qauliyah maupun qauniyah. Kandungan ayat kedua menjelaskan proses penciptaan manusia. Dalam ayat tersebut dipaparkan bahwa manusia berawal dari al-'alaq segumpal darah. Ilmu pengetahuan modern menjelaskan bahwa segumpal darah tersebut merupakan pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam rahim. Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna Surat at-Tin ayat 4. Sedangkan kandungan Surat al-Alaq ayat ketiga menegaskan akan proses mencari ilmu pengetahuan membaca. Dengan giat membaca, seseorang dapat mengetahui dan memahami suatu displin ilmu serta dapat mengurai segala masalah. Karena, membaca adalah jendela dunia. Makanya, Allah tidak memberikan batasan akan objek yang dibaca. Dalam ayat tersebut, maf'ul dari lafadz قرأ tersimpan atau tidak ditampakkan. Hal itu menunjukkan bahwa objek bacaan atau kajiannya meliputi segala hal yang ada di sekeliling kita. Pada ayat keempat dijelaskan prihal alat yang mendukung dalam mencari ilmu pengetahuan. Allah SWT mengajarkan kepada manusia dengan pena. Manusia dapat mencatat segala ilmu pengetahuan yang telah didapatkannya. Dengan begitu, ilmu pengetahuan dapat diturunkan dan dipelajari generasi berikutnya. Andaikan para ulama terdahulu tidak mencatat dan membukukan karya-karyanya, tentunya generasi sekarang tidak mungkin bisa mempelajari karya-karya ulama klasik. Kemudian ayat kelima membincang karakter dasar manusia. Allah SWT mengingatkan bahwa manusia lahir ke dunia dalam keadaan tidak membawa apa-apa dan tidak mengerti apa-apa. Dalam titik ini, manusia sadar bahwa segala ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT.[dutaislam/in] Artikel Demikian penjelasan asbabun nuzul Surat al-Alaq beserta penjelasan ayatnya. Adapun asbabun nuzul Surat at-Taubah ayat 122, Surat At-Taubah ayat 123, silahkan baca di artikel berikutnya. Asbabun Nuzul Surat Al-Alaq – Agama Islam sangat menganjurkan kepada umat muslim. Agar selalu mengembangkan ilmu agama dan pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan diharapkan agar semua umat muslim menyadari atas kebesaran Allah. Salah satu dalil yang mewajibkan umat muslim untuk menuntut ilmu, diantaranya surat Al-Alaq ayat 1-5. Dengan itu, artikel kali ini kami akan membahas tentang asbabun nuzul surat al-Alaq. Sebelum teman-teman membaca artikel ini lebih lanjut, maka alangkah baiknya baca dulu asbabun nuzul surat Al-Quraisy di link tersebut. Surat Al-Alaq merupakan surat Makkiyah yang terdiri dari 19 ayat, serta termasuk surat yang nomer 96 dalam Al-Qur’an. Adapun asbabun nuzul surat Al-Alaq sebagai berikut. Daftar Isi 1 Asbabun Nuzul Surat Al-Alaq Surat Al-Alaq Arab dan Latin Arti Surat Al-Alaq 2 Tafsir Surat Al-Alaq Ayat 1 Surat Al-Alaq Ayat 2 Surat Al-Alaq Ayat 3 Surat Al-Alaq Ayat 4 Surat Al-Alaq Ayat 5 Surat Al-Alaq Bagikan ini sumber Diceritakan pada suatu ketika datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad lalu berkata أقرأ Iqra’ artinya bacalah. “Maka Nabi menjawab” saya tidak bisa membaca, maka Jibril mendekat kepadanya sehingga Nabi merasa faham. Setelah tiga kali malaikat Jibril merintah Nabi tapi jawabannya seperi itu, maka membacalah Jibril surat Al-Alaq ayat 1-5. Setelah malaikat Jibril membaca ayat tersebut, maka Jibril meninggalkan Nabi, tinggallah beliau sendirian dengan perasaan takut. Nabi Muhammad terlihat gugup sehingga segera pulang menemui istrinya siti Khatijah lalu berkata,” Zammiluni artinya selimuti aku. Setelah rasa dingin dan takut hilang, maka siti Khatijah bertanya apa yang engkau alami?. Nabi Muhammad berkata demi Allah, engkau adalah orang yang suka memilkul suatu masalah yang berat, serta suka menghubungkan kasih sayang. Dari kejadian tersebut siti Khatijah mengajak Nabi Muhammad untuk menemui pamanya Waraqah bin Naufal paman siti Khatijah. Setelah bertemu denganya, Khatijah meminta kepada Nabi Muhammad agar menjelaskan kejadian yang sudah dialami tadi malam. Waraqah bin Naufal salah satu pendeta Nasrani yang sangat paham isi yang ada dalam kitab injil. Setelah Nabi selesai menjelaskan semua apa yang terjadi tadi malam. Waraqah berkata, “inilah sebuah utusan sebagaimana Allah mengutus Nabi Musa As. Maka Waraqah berdoa seraya menganggkat tanganya” Semoga saya bisa hidup sampai saaatnya enkau diusir dari kaumnya”. Nabi Muhammad bertanya apakah mereka akan mengusir saya? Beliau menjawab. “Benar! belum pernah ada seorang Nabi yang diberi wahyu seperti engkau Muhammad yang tidak dimusuhi kaumnya. Jika saya masih hidup, maka pasti saya akan menolong engkau sekuat-kuatya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Bada’ul Wahyu nomer 3. Surat Al-Alaq Arab dan Latin اِقْرَأْ بِا سْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ ۚ Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq خَلَقَ الْاِ نْسَا نَ مِنْ عَلَقٍ ۚ Khalaqal insaana min alaq اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَ كْرَمُ ۙ Iqra’ wa rabbukal akram الَّذِيْ عَلَّمَ بِا لْقَلَمِ ۙ Alladzi allama bil qalam عَلَّمَ الْاِ نْسَا نَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ۗ Allamal insaana maa lam ya’lam كَلَّاۤ اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَيَطْغٰۤى ۙ kallaa innal insaana layatghaa اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰى ۗ Ar ra’ahus tagna اِنَّ اِلٰى رَبِّكَ الرُّجْعٰى ۗ Inna ilaa rabbikar raj’aa اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يَنْهٰى ۗ A ra aitalladzi yan haa عَبْدًا اِذَا صَلّٰى ۗ Abdan idzaa shallaa اَرَءَيْتَ اِنْ كَا نَ عَلَى الْهُدٰۤى ۙ A ra’aita ing kaana alal hudaa اَوْ اَمَرَ بِا لتَّقْوٰى ۙ Au amara bit taqwa اَرَءَيْتَ اِنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰى ۗ A ra’aita ing kadzaba wa tawalla اَلَمْ يَعْلَمْ بِاَ نَّ اللّٰهَ يَرٰى ۗ A lam ya’lam bi annallaha yaraa كَلَّا لَئِنْ لَّمْ يَنْتَهِ ۙ لَنَسْفَعًا بِۢا لنَّا صِيَةِ ۙ Kalla la’il lam yantahi lanasfa’am bin naashiyah نَا صِيَةٍ كَا ذِبَةٍ خَا طِئَةٍ ۚ Naashiyating kaadzibatin khaati’ah فَلْيَدْعُ نَا دِيَهٗ ۙ Falyad’u naadiyah سَنَدْعُ الزَّبَا نِيَةَ ۙ Sanad’uz zabaniyah كَلَّا ۗ لَا تُطِعْهُ وَا سْجُدْ وَا قْتَرِبْ Kalla laa thuti’hu wasjud waqtharib Arti Surat Al-Alaq Bacalah dengan menyebut nama Allah yang telah menciptakan. Dialah Allah telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Allahlah yang maha mulia. Yang telah mengajar manusia dengan pena. Allahlah yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui. Sekali-kali tidak, sungguh manusia itu benar-benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup. Sungguh hanya kepada Allah tempat kembalinya. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang. Seorang hamba ketika sedang melakukan shalat. Bagaimana pendapatmu apabila yang dilarang shalat itu berada di atas kebenaran. Atau dia menyuruh bertaqwa kepada Allah. Bagaimana pendapatmu jika dia yang melarang itu mendustakan serta berpaling. Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatanya. Sekali-kali tidak, sungguh jika dia tidak berhenti berbuat demikian, maka kami tarik ubun-ubunnya ke dalam neraka. Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan serta durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya. Nanti kami akan memanggil Malaikay Zabaniyah penyiksa bagi-bagi orang-orang yang berdosa Sekali-kali tidak, janganlah kamu patuh kepadanya, lalu sujudlah serta dekatkanlah dirimu kepada Allah. Tafsir Surat Al-Alaq sumber Ayat 1 Surat Al-Alaq Ayat ini berisi tentang perintah wajibnya mencari ilmu, perintah di sini tidak tertuju pada ilmu tertentu, tapi bersifat umum. Dengan itu, kewajiban kita dalam mencari ilmu hanya meliputi ilmu yang berhubungan dengan ayat-ayat Kauniyah dan Qauliyah. Ayat 2 Surat Al-Alaq Dalam ayat ini Allah telah menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya ciptaaan sebagaimana dalam surat At-Tiin ayat 4. لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ ۖ Laqat khalaqnal insaana fii ahsani taqwim Artinya Sungguh kami telah ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk Selain itu, Allah menyatakan bahwa manusia merupakan satu-satunya makhluk yang diciptakan oleh Allah dari segumpal darah. Menurut para ilmu kedokteran, segumpal darah merupakan pertemuan antara sel sperma dan sel telur dalam rahim. Sebagaimana dalam ayat di atas. Ayat 3 Surat Al-Alaq Agama Islam telah mendidik umatnya agar bisa menjadi umat yang pandai, pintar, dan bijaksana. Sehingga bisa memahami semua ayat-ayat Kauniyah dan Qauliyah. Oleh karna utu, dalam ayat ini terdapat pengertian pokok , yaitu perintah untuk membaca sebagai penegasan Allah yang maha Esa. Dengan giat membaca, manusia akan mendapatkan banyak pemahaman, pengetahuan, sehingga bisa menyelesaikan masalah. Oleh karna itu pepatah mengatakan. Membaca adalah jendela terbukanya dunia Ayat 4 Surat Al-Alaq Allah telah menegaskan bahwa Dia mengajarkan manusia menggunakan pena, dalam arti dengan pena manusia bisa mencatat segala ilmu pengetahuan. Memang pena adalah benda mati, beku, dan tak bernyawa. Tapi setelah digunakan untuk mencatat ilmu, akhirnya bisa dipahami oleh orang lain. Dengan pena manusai bisa mencatat semua bentuk ilmu, baik ilmu pengetahuan atau agama. Sehingga ilmu yang sudah dicatat bisa dipelajari oleh generasi setelahnya. Seandainya para ulama terdahulu tidak mencatat atau membukukan karya-karyanya, tentu generasi sekarang tidak bisa mempelajari karya-karya ulama klasik. Dengan itu, belajarlah sambil mencatat apa yang telah disampaikan oleh para guru, insya Allah di sana ada keberkahan. Ayat 5 Surat Al-Alaq Semua manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, sehingga Allah memberikan penglihatan, pendengaran, dan pengetahuan. Agar bisa memudahkan manusia dalam belajar, mengaji, dan mencari ilmu dengan sebanyak-banyaknya. Ayat ini menjelaskan krakter manusia yang lahir ke dunia tidak membawa apa-apa. Sehingga mereka sadar bahwa semua ilmu yang dimiliki semuanyaa bersumber dari Allah yang maha Esa. Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu pertama kali aalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Demikianlah pembahasan hari ini cukup sampai di sini dulu. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua, terima kasih banyak sudah mempir di situs kami. Apabila ada kesalahan di artikel ini, teman-teman bisa kirim komentar di kolom di bawah ini. Sekian terima kasih sampai berjumpa di artikel selanjutnya. Jangan lupa bantu share.

asbabun nuzul surat al alaq 1 5